TUGAS KAPITA SELEKTA
JENIS-JENIS ALAT DISOLUSI
Oleh :
DIONISIUS KRIS DE YANTO RANGGA
13161010
FA 1 MATRIKULASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2018
Uji Disolusi
Uji disolusi adalah metode fisika kimia untuk mengukur laju
disolusi bahan obat dari sediaan
Uji disolusi farmakope adalah penetapan kesesuaian sediaan
dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam monografi setiap sediaan.
Laju disolusi adalah jumlah bahan obat yang terlarut dalam
satuan waktu dan medium tertentu.
Manfaat :
1. Persyaratn
farmakope.
2. Pengembangan
produk.
3. Pengendalian
mutu spesifikasi produk.
4. Jaminan
mutu antar bets.
5. Kinerja
klinik (Bioekivalensi).
6. Sistem
penghantaran obat.
Alat-alat disolusi
- Alat tipe 1 (metode keranjang).
- Alat tipe 2 (metode dayung).
- alat tipe 3 (metode silinder berputar)
- Alat tipe 4 (metode sistem “Flow Through Cell”)
- Alat tipe 5 (Metode dayung diatas cakram, modifikasi alat tipe 2)
- Alat tipe 6 (Silinder, modifikasi alat tipe 1)
- Alat tipe 7 (Cakram turun naik).
1.
Alat
tipe 1 (metode keranjang).
Alat
ini terdiri dari wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan lain yang inert,
sebuah batang logam, sebuah keranjang berbentuk silinder yang digerakan oleh motor
penggerak. Wadah kemudian akan tercelup sebagian dalam suatu tangas air yang
berukuran sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada
suhu 370±0,50 selama pengujian dan menjaga agar gerakan
air dalam tangas konstan.
Dianjurkan wadah disolusi, berbentuk silinder dengan
dasar setengah bola, tinggi 169 mm hingga 175 mm, diameter dalam 98 mm hingga
106 mm dan kapasitas nominal 1000 mL. Pada bagian atas wadah sebaiknya,
ujungnya melebar untuk mecegah penguapan, dapat menggunakan penutup yang
sesuai. Batang logam berada pada posisi sedemikian rupa sehingga sumbunya tidak
lebih dari 2 mm pada tiap titik, pada sumbu vertikal wadah,
berputar dengan
baik dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat pengatur kecepatan digunakan
sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang dikehendaki dan
mempertahankan kecepatan seperti dalam masing-masing monografi dalam batas ±4%.
Gambar alat tipe 1
2.
Alat
tipe 2 (metode dayung).
Sama seperti alat 1, bedanya pada alat ini menggunakan
dayung yang terdiri dari daun (propellor)
dan batang sebagai pengaduk. Batang akan berada pada posisi sedemikian rupa,
sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal
wadah dan berputar dengan baik dan tanpa goyangan.
Daun melewati diameter
batang sehingga dasar daun dan batang menjadi rata. Jarak 25 mm±2mm antara daun
dan bagian dasar wadah dipertahankan selama pengujian berlangsung. Untuk
mencegah mengapungnya sediaan digunakan sepotong kecil bahan inert seperti
gulungan kawat berbentuk spiral.
Gambar alat tipe 2
3.
Alat
tipe 3 (metode silinder berputar).
Alat ini terdiri dari rangkaian labu kaca beralas rata yang
berbentuk silinder, bergerak bolak-balik dan memiliki penahan dari baja tahan
karat (tipe 316 atau setara) dan kasa polipropolen yang dirancang untuk
menyambungkan bagian atas dan alas silinder yang bergerak bolak-balik. Sebuah
motor sebagai penggerak bolak-balik secara
vertikal dalam labu dan jika
diinginkan, silinder dapat diarahkan secara horisontal pada deretan labu kaca
yang lain. Labu-labu tercelup sebagian dalam tangas air dengan ukuran sesuai
yang dapat mempertahankan suhu 370±0,50 selama pengujian.
Tidak ada bagian alat, termasuk tempat di mana alat diletakan
memberikan,goyangan atau getaran yang berarti.
Gambar
alat tipe 3
4.
Alat
tipe 4 (metode sistem “Flow Through Cell”)
Alat ini terdiri dari sebuah wadah
dan sebuah pompa untuk media disolusi, sebuah sel yang dapat dialiri, sebuah
tangas air yang dapat mempertahkan suhu media disolusi pada suhu 370±0,50.
Pompa mendorong media disolusi ke atas melalui sel.
Pompa memiliki kapasitas
aliran antara 240 mL /jam dan 960 mL/jam, dengan laju aliran baku 4 mL. 8 mL,
dan 16 mL/menit. Pompa harus secara volumetrik memberikan aliran konstan tanpa
dipengaruhi tekanan aliran dalam alat penyaring.
Sel terbuat dari bahan yang inert
dan transparan, dipasang vertikal dengan suatu sistem penyaring yang mencegah
lepasnya partikel tidak larut dari bagian atas sel. Diamater sel baku adalah 12
mm dan 22,6 mm, bagian bawah yang runcing umumnya diisi dengan butiran kaca
kecil dengan diameter lebih kurang 1 mm, dan sebuah butiran dengan ukuran lebih
kurang 5 mm diletakan pada bagian ujung untuk mencegah cairan masuk ke dalam tabung.
Gambar
alat tipe 4
5.
Alat
tipe 5 (Metode dayung diatas cakram, modifikasi alat tipe 2)
Menggunakan labu dan dayung dari
alat 2, dengan penambahan suatu cakram baja tahan karat dirancang untuk menahan
sediaan transdermal pada dasar labu.
Suhu dipertahankan pad suhu 320±0,50.
Jarak 25 mm±2 mm antara bilah dayung dan permukaan cakram dipertahankan selama
penetapan berlangsung. Labu dapat ditutup selama penetapan untuk mengurangi
penguapan.
Cakram untuk menahan sediaan
transdermal dirancang agar volume tak terukur antara dasar labu dan cakram
minimal. Cakram diletakkan sedemikian rupa sehingga permukaan pelepasan sejajar
dengan bilah dayung.
Gambar
alat tipe 5
6. Alat
tipe 6 (Silinder, modifikasi alat tipe 1)
Dimodifikasi dari alat tipe 1,
kecuali keranjang dan tangkai pemutar diganti dengan elemen pemutar silinder
yang terbuat dari baja tahan karat, dan suhu dipertahankan pada suhu 320±0,50
selama penetapan berlangsung.
Sediaan uji ditempatkan pada
silinder pada permulaan tiap penetapan. Jarak antara bagian dasar labu dan
silinder dipertahankan 25mm±2mm selama penetapan.
Gambar
alat tipe 6
7. Alat
tipe 7 (Cakram turun naik).
Terdiri dari suatu rangkaian wadah
volumetrik untuk larutan yang sudah dikalibrasi atau ditara, terbuat darimkaca
atau bahan inert yang sesuai.
Sebuah rangkaian motor dan
pendoring untuk menggerakan sistem turun naik secara vertikal dan mengarahkan
sistem secara horisontal dengan otomatis ke derat labu yang berbeda jika
diinginkan, dan satu rangkaian penyangga cuplukan berbentuk cakram.
Wadah terendam
sebagian dalam tangas air yang sesuai dengan ukuran yang memungkinkan untuk
mempertahankan suhu bagian dalam larutan 320±0,50 selama
pengujian berlangsung. Tidak ada bagian alat termasuk tempat diletakannya alat,
yang memberikan gerakan, goncangan atau gerakan yang berarti.
Daftar pustaka
Abdou HM (1989) Dissolution,
Bioavalability Bioeqvivalence, March Publ. Co, easton.
Dep Kes RI (Farmakope Indonesia Ed
IV).
US Pharmacopoeia (2000) USP 24.