BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam percobaan kali ini kita menggunakan metode uji
fitokimia. Dalam uji fitokimia ini kita menggunakan Alkaloid, Flavanoid, dan Saponin.
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas
adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber
tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia
memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk
pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda
dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional,
yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan
ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling
tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Fitokimia, senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan mencegah
kanker juga penyakit jantung.
Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat – zat
kombinasi fitokimia ini didalam tubuk memilikmi fungsi tertentu yang berguna
bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim – enzim sebagai
penangkal racun, merangsang system pertahanan tubuh, mencegah penggupalan
keeping – keeping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati, meningkatkan metabolism
hormone, meningkatkan oengenceran dan p[engikatan zat karsionogen dalam liang
usus, menimbulkan efek anti bakteri, anti virus dan anti oksidan dan
mengatur gula darah serta dapat menimbulkan efek anti kanker.
1.2.
Tujuan
1. Untuk menguji sampel hasil simplisia apakah sampel itu mengandung
Alkaloid, Flavonoid, dan saponin.
2. Mampu menjelaskan tujuan penapisan fitokimia
3. Mampu menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses penapisan
fitokimia suatu golongan senyawa.
1.3
Prinsip
Percobaan
1.
Pendekatan Skrining Fitokimia :
Analisa kualitatif kandungan kimia
dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji),
terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid,
antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan
triterpenoid), tanin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), dan sebagainya
yang bertujuan untuk mendapatkan kandungan bioaktif. Analisa kualitatif dapat
dilakukan dengan uji tabung.
2 Uji Tabung :
Analisa kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi suatu
senyawa yang terdapat pada tanaman atau bagian tanaman menggunakan pereaksi
tertentu untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang diinginkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Fitokimia
Fitokimia
berasal dari kata phytochemical . Phyto berarti tumbuhan
atau tanaman dan chemical sama dengan zat kimia berarti zat kimia
yang terdapat pada tanaman. Senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam
zat gizi karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral
maupun air. Jadi apakah fitokimia itu? Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung
sejenis zat yang disebut fito kimia, merupakan zat kimia alami yang
terdapat di dalam tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau
warna pada tumbuhan itu. Sampai saat ini sudah sekitar 30.000 jenis
fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam makanan.
Fitokimia adalah
ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik yang dibentuk
dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia,
biosintetis, perubahan dan metabolisme, serta penyebaran
secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organik.
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti
luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan
dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan.
2.2. Klasifikasi
Fitokimia
Secara garis besar fitokimia diklasifikasikan
menurut struktur kimianya sebagai berikut :
1. Fitokimia
karotenoid
Fitokimia
karotenoid banyak terdapat pada sayur-sayuran berwarna kuning-jingga
seperti wortel, labu kuning, sayuran berwarna hijau seperti
brokoli dan buah-buahan berwarna merah dan kuning jingga
seperti pepaya, mangga, tomat, nenas semangka arbei dll. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa zat karotenoid dapat mencegah kanker,
sebagai anti oksidan dan dapat meningkatkan system imun tubuh.
2. Fitokimia
fitosterol
Fitokimia
fitosterol banyak ditemukan pada biji-bijian dan hanya sekitar 5%
dari fitosterol yang dapat diserap oleh usus dari makanan kiat.
Penelitian mengungkapkan fitosterol dapat menurunkan kolesterol dan
anti kanker.
3. Fitokimia
saponin
Fitokimia
saponin banyak terdapat pada kacang-kacangan dan
daun-daunan. Penelitian mengungkapkan bahwa saponin dapat sebagai
anti kanker, anti mikroba, meningkatkan system imunitas, dan dapat menurunkan
kolesterol.
4. Fitokimia glukosinolat
Fitokimia glukosinolat
banyak terdapat pada sayur-sayuran seperti kol dan brokoli. Jika
sayuran dimasak dapat menurunkan kadar glukosinolat sebesar 30-60%. Termasuk
dalam glukosinolat ini meliputi fitokimia lain seperti isothiosianat,thiosianat
dan indol. Peneliti- an menunjukkan bahwa glukosinolat dapat bersifat anti
mikroba, anti kanker dan menurunkan kolesterol.
5. Fitokimia
polifenol
Fitokimia polifenol
banyak terdapat pada buah-buahan sayur-sayuran hijau seperti salada
dan pada gandum dll. Penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan
polifenol dapat mengatur kadar gula darah, sebagai anti kanker, antioksidan,
anti mikroba, anti inflamasi. Termasuk polifenol adalah asam fenol dan
flavonoid
6. Fitokimia
inhibitor protease
Fitokimia inhibitor
protease merupakan fitokimia yang banyak terdapat pada biji-bijian dan sereal
seperti padi-padian, gandum dsb, yang dapat membantu kerja enzim dalam system
pencernaan manusia. Dapat sebagai anti oksidan , mencegah kanker dan mengatur
kadar gula darah.
7. Fitokimia
monoterpen
Fitokimia monoterpen
banyak terdapat pada pada tanaman beraroma seperti mentol (peppermint), biji
jintan, seledri, peterseli, rempah-rempah dan sari jeruk. Berkhasiat mencegah
kanker dan anti oksidan.
8. Fitokimia
fitoestrogen
Fitokimia fitoestrogen
banyak terdapat pada kedelai dan produk kedelei seperti tempe, tahu dan susu
kedelei. Memiliki aktifitas seperti hormon estrogen. Senyawa aktif fitoestrogen
terdiri dari isoflavonoid dan lignan.
9. Fitokimia
sulfida
Fitokimia sulfida banyak
terdapat pada bawang putih, bawang bombai, bawang merah dan bawang daun.
Senyawa fitokimia aktif pada bawang putih adalah dialil sulfida (allicin).
Menurut peneliti sulfida bekerja sebagai anti kanker, anti oksidan, anti
mikroba, meningkatkan daya tahan, anti radang, mengatur tekanan
darah dan menurunkan kolesterol.
10. Fitokimia
asam fitat
Fitokimia asam fitat terdapat pada
kacang polong, gandum. Berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat mengikat zat
karsinogen dan mengatur kadar gula darah.
2.3. Penapisan
Fitokimia
Penapisan
fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley (1984). Penapisan fitokimia dilakukan
untuk mengetahui komponen kimia pada tumbuhan tersebut secara kualitatif.
Misalnya: identifikasi tannin dilakukan dengan menambahkan 1-2 ml besi (III)
klorida pada sari alkohol. Terjadinya warna biru kehitaman menunjukkan adanya
tanin galat sedang warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin katekol
(Praptiwi et al, 2006).
Pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi harus mempunyai kepolaran yang berbeda. Hal ini
disebabkan kandungan kimia dari suatu tumbuhan hanya dapat terlarut pada
pelarut yang sama kepolarannya, sehingga suatu golongan senyawa dapat
dipisahkan dari senyawa lainnya (Sumarnie et al, 2005).
Hingga saat ini
sudah banyak sekali jenis fitokimia yang ditemukan, saking banyaknya senyawa
fitokimia yang didapatkan maka dilakukan penggolongan senyawa agar memudahkan
dalam mempelajarinya, adapun golongan senyawa fitokimia dapat dibagi sebagai
berikut:
1.
Alkaloid,
alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan
heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan.
Sejumlah
sampel dalam mortir, dibasakan dengan ammonia sebanyak 1 mL, kemudian
ditambahkan kloroform dan digerus kuat. Cairan kloroform disaring, filtrat
ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan HCl 2N, campuran dikocok,
lalu dibiarkan hingga terjadi pemisahan. Dalam tabung reaksi terpisah :
Filtrat
1 : sebanyak 1 tetes larutan pereaksi Dragendorff diteteskan ke dalam filtrat,
adanya alkaloid ditunjukan dengan terbentuknya endapan atau kekeruhan berwarna
hingga coklat.
Filtrat
2: sebanyak 1 tetes larutan pereaksi Mayer diteteskan ke dalam filtrat, adanya
alkaloid ditunjukan dengan terbentuknya endapan atau kekeruhan berwarna putih.
Filtrat
3 : sebagai blangko atau kontrol negatif.
2.
Flavonoid,
flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam
semua tumbuhan berpembuluh. Semua flavonoid, menurut strukturnya merupakan
turunan senyawa induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama. Dalam
tumbuhan, aglikon flavonoid terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya
mengandung atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi
C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon
yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga.
Sejumlah sampel digerus
dalam mortir dengan sedikit air, pindahkan dalam tabung reaksi, tambahkan
sedikit logam magnesium dan 5 tetes HCl 2N, seluruh campuran dipanaskan selama
5-10 menit. Setelah disaring panas-panas dan filtrat dibiarkan dingin, kepada
filtrat ditambahkan amil alkohol, lalu dikocok kuat-kuat, reaksi positif dengan
terbentuknya warna merah pada lapisan amil alkohol.
3.
Kuinon,
senyawa dalam jaringan yang mengalami okisdasi dari bentuk kuinol menjadi
kuinon.
Sampel ditambahkan
dengan air, dididihkan selama 5 menit kemudian disaring dengan kapas. Pada
filtrat ditambahkan larutan NaOH 1N. Terjadinya warna merah menunjukkan bahwa
dalam bahan uji mengandung senyawa golongan kuinon.
4.
Tanin
dan Polifenol, Tanin adalah polifenol tanaman
yang berfungsi mengikat dan mengendapkan protein.. Polifenol alami merupakan
metabolit sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan
tanin.
Sebanyak 1 gram sampel
ditambahkan 100 mL air panas, dididihkan selama 5 menit kemudian disaring.
Filtrat sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi
besi (III) klorida, timbul warna hiijau biru kehitaman bila ada
polifenol dan ditambahkan gelatin akan timbul endapan putih bila ada
tanin.
5.
Saponin,
saponin adalah suatu glikosida yang ada pada banyak macam tanaman. Fungsi dalam
tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan
karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan.
Sampel ditambahkan
dengan air, didihkan selama 5 menit kemudian kocok dengan kuat. Reaksi positif
ditunjukan dengan adanya busa ± 1 cm, tidak hilang selama 30 detik dan busa
tidak hilang dengan penambahan HCl
6.
Tri
Terpenoid, TriTerpenoid adalah senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis
dirumuskan dari hidrokarbon yang kebanyakan berupa alcohol, aldehida atau asam
karbohidrat.
Serbuk kulit buah
manggis ditambahkan eter, kemudian fase eter diuapkan dalam cawan
penguap hingga kering, pada residu ditetesi pereaksi Lieberman-Burchard.
Terbentuknya warna ungu menunjukkan kandungan triterpenoid sedangkan bila
terbentuk warna hijau biru menunjukan adanya senyawa steroid.
7.
Skrining
Senyawa Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid,
Serbuk simplisia digerus dengan eter, kemudian dipipet sambil disaring. Filtrat
ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga kering.
Kepada hasil pengeringan filtrat ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam
sulfat pekat. Terjadinya warna-warna menunjukkan adanya senyawa mono dan
seskuiterpenoid (Nurhari, 2010).
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA TANAMAN
3.1 Cengkeh
(Syzygium aromaticum L.)
1.
Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi
dari tanaman cengkeh adalah sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Sub-Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Sub-Kelas
: Choripetalae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Syzygium
Spesies
: S. aromaticum
2.
Deskripsi Tanaman
Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu
yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, tingginya dapat mencapai
20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.
Tanaman cengkeh memiliki daun tunggal,
bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai lanset memanjang, ujung
runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun menyirip, permukaan atas
mengkilap, panjang 6 - 13,5 cm, lebar 2,5 - 5 cm, warna hijau muda atau cokelat
muda saat masih muda dan hijau tua ketika tua (Kardinan, 2003).
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada
ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih muda
bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan
dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedangkan bunga cengkeh
kering akan berwarna cokelat kehitaman dan berasa pedas karena mengandung
minyak atsiri (Thomas, 2007). Kemudian Kardinan (2003) mengatakan bahwa
perbanyakan tanaman cengkeh dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.
Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis di ketinggian 600 - 1.100 meter di
atas permukaan laut (dpl) di tanah yang berdrainase baik.
Gambar
3.1 Cengkeh (Syzygium aromaticum L.)
3.
Manfaat
Tanaman cengkeh sejak lama digunakan
dalam industri rokok kretek, makanan, minuman dan obat-obatan. Bagian tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan diatas adalah bunga, tangkai bunga dan
daun cengkeh (Nurdjannah, 2004).
Tanaman cengkeh juga dapat dijadikan
sebagai obat tradisional karena memiliki khasiat mengatasi sakit gigi,
sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung,
batuk, terlambat haid, rematik, campak, sebagai anti nyamuk, dan lain-lain
(Riyanto 2012).
4.
Kandungan Kimia
Daun cengkeh mengandung eugenol,
saponin, flavonoid dantanin. Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol
yang mendapat tambahan rantai alkil, dikenal dengan nama IUPAC
2-metoksi-4-(2-propenil) fenol. Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga
alkilbenzena dari senyawa-senyawa fenol.
3.2 Pandan Wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.)
1.
Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi
Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) menurut Van Steenis (2008)
adalah sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus :
Pandanus
Species
: Pandanus amaryllifolius, Roxb.
2.
Deskripsi Tanaman
Pandanus
umumnya merupakan pohon atau semak yang tegak, tinggi 3–7 meter, bercabang,
kadang-kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pangkal batang. Daun
umumnya besar, panjang 1–3 m, lebar 8–12cm; ujung daun segitiga lancip - lancip
; tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun berlilin,
berwarna hijau muda–hijau tua. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter
atau berbentuk bulir atau malai yang besar (Rahayu SE dan S Handayani, 2008).
Gambar
3.2 Pandan
Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
3.
Manfaat
Khasiat pandan wangi terutama pada daunnya. Berdasarkan beberapa
uji preklinik diketahui bahwa daun pandan wangi memiliki khasiat sedatif –
hipnotik. Daun pandan wangi juga merupakan komponen cukup penting
dalam tradisi boga karena aroma yang dihasilkannya. Selain sebagai
pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagi
makanan, sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai
bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan untuk
mengharumkan ruangan. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi.
4.
Kandungan Kimia
Pandan
wangi memiliki senyawa metabolik sekunder yang merupakan suatu senyawa kimia
pertahanan yang dihasilkan oleh tumbuhan di dalam jaringan tumbuhannya, senyawa
tersebut bersifat toksik dan berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari
gangguan pesaingnya (hama) (Mardalena, 2009).
Daun
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius, Roxb.) mengandung alkaloida,
saponin, flavonoida (Dalimartha, 2009).
3.3 Kopi (Coffea arabica L .)
1.
Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi Kopi
(Coffea arabica L .) adalah sebagai
berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiceae
Genus
: Coffea
Spesies : Coffea arabica L .
2.
Deskripsi Tanaman
Tanaman kopi mempunyai pohon yang tegak
dan beruas-ruas dan setiap ruasnya tumbuh kuncup daun. Diketiak daun terdapat
seri mata tunas, mata tunas dapat berkembang menjadi bunga dan atau menjadi
cabang tergantung kondisi lingkungan. Bentuk daun tanaman kopi bulat telur dan
ujungnya agak runcing bulat, tumbuh pada batang dan cabang. Pada bunga kopi
terbentuk di ketiak-ketiak daun, masing-masing ketiak menghasilkan tandan 4-5
yang terdiri dari masing-masing tanaman 3-5 kuntum bunga. Mahkota bunga
berwarna putih. Pada buah kopi kalau masih muda berwarna hijau sedangkan sudah
tua berwarna merah. Setiap buah umumnya terdapat 2 buah biji di dalamnya.
Masing-masing biji mempunyai bidang datar dan bidang cembung, biji berbentuk
hampir setengah bulat atau jorong, bagian punggung cembung, bagian perut datar,
pada bagian perut terdapat sebuah alur yang dalam dan membujur, di dalam alur.
Buah kopi terdiri dari kulit buah dan kulit luar dan daging buah, sedangkan
bijinya terdiri kulit keras, kulit ari, dan saluran lekukan.
Gambar 3.3 Kopi (Coffea
arabica L .)
3.
Manfaat
Manfaat biji kopi yaitu menghilangkan
rasa kantuk, meningkatkan konsentrasi, megatasi penakit jantung dan stroke,
sebagai antioksidan , mencegah penyakit parkinsom, mencegah kanker, mengurangi
resiko diabetes, mengatasi sirosis pada hati, untuk kecantikan, dan
menghaluskan kulit.
4.
Kandungan Kimia
Senyawa kimia dalam biji kopi yaitu
alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, tannin, kafein, dan glikosida.
3.4 Teh (Camellia sinensis [L.] Kuntze)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Tehales
Famili : Tehaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis (L.)Kuntze
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Tehales
Famili : Tehaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis (L.)Kuntze
2.
Deskripsi Tanaman
Tanaman teh umumnya ditanam di
perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 2.300
m dari bawah permukaan laut. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan
Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, yaitu var. assamica
yang berasal dari Assam dan var. sinensis yang berasal dari Cina. Varietas
assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas
sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena
seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan
tumbuh kecil ramping setinggi 5 - 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut.
Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut
halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku
seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi
bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 - 18 cm, lebar 2 - 6 cm,
warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa
bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 - 4 cm, warnanya
putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak,
berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat
kehitaman. Biji keras, 1 - 3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk
pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau
cangkokan.
Gambar 3.4 Teh (Camellia sinensis [L.] Kuntze)
3.
Manfaat
Kafein dalam daun teh mempercepat
pernapasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung.
Theofilin efek diuretik kuat, menstirnulir kerja jantung dan melebarkan
pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot. Dari hasil
penelitian, flavonoid yang merupakan antloksidan polifenol pada teh mampu
mernperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi
kecenderungan trombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi
terjadinya proses atehrosklerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan
mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.
4.
Kandungan Kimia
Daun mengandung kafein (2 - 3%),
theobromin, theofilin, tanin, xan-thine, adenine minyak asiri, kuersetin,
naringenin, dan natural fluoride. Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ
dan mengandung 75 - 80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrall, 4%,
kafein 2,5 - 4,5%, serat 27%, dan pektin 6%. Biji mengandung saponin yang
beracun dan mengandung minyak.
3.5 Daun Dewa (Gynura
pseudochina)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
Divisi
: Magnoliophyta (tumbuhan
berbunga)
Sub
Divisi : Angiospermae
Marga
: Gynura
Jenis
: Gynura pseudo-china DC
Sinonim
: Gynura pseudochina (L.)
DC
2.
Deskripsi Tanaman
Daun
dewa (Gynura pseudochina) merupakan tumbuhan semak semusim dengan tinggi
sekitar 30-50 cm dan jika umurnya sudah agak tua bercabang banyak. Bentuk
daunnya variatif, dari yang lonjong sampai lanset memanjang. Pangkalnya
membulat dan ujungnya seedikit meruncing dengan tepi bertoreh. Bunganya majemuk
dan buahnya kecil. Setelah berumur 6 bulan akan keluar umbi dan daunnya mengecil.
Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk pengobatan adalah daun dan umbinya.
Gambar 3.5 Daun Dewa (Gynura pseudochina)
3.
Manfaat
Daun dewa berkhasiat sebagai antiradang,
pereda demam (antiperik), penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah, penyejuk
darah dan membuyarkan bekuan darah.
4.
Kandungan Kimia
Tanaman daun dewa mempunyai kandungan
kimia yang bermanfaat bagi manusia. Berbagai kandungan yang diketahui di
antaranya saponin, flavonoid, tanin, alkaloida, triterpenoid dan minyak atsiri.
3.6 Sirih Hijau (Piper betle Linn.)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliphyta
Kelas
: Magnolipsida
Ordo
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper betle L.
2.
Deskripsi Tanaman
Sirih
merupakan tanaman terna, tumbuh merambat atau menjalar menyerupai tanaman lada.
Tinggi tanaman bisa mencapai 15 m, tergantung pada kesuburan media tanam dan
media untuk merambat. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat,
berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya akar. Morfologi daun sirih
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai,
teksturnya agak kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau khas aromatis jika
diremas. Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga
majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun
pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak
tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging, dan berwarna kuning
kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang
bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan (Koensoemardiyah, 2010).
Gambar 3.6 Sirih Hijau (Piper betle Linn.)
3.
Manfaat
Tanaman
sirih (Piper betle L) merupakan salah satu jenis obat-obatan dari alam
yang dapat dijadikan alternatif sebagai antiseptik di samping aman (tidak ada
efek samping). Jenis antiseptik ini juga mudah terdegradasi (terurai) murah dan
mudah diperoleh serta mengandung senyawa eugenol, kavikol, allipyrokatekol dan
kavibetol yang dapat berfungsi sebagai zat antiseptik (Oswald,1981).
4.
Kandungan Kimia
Kandungan dari daun sirih yaitu minyak
atsiri, alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid (Mursito, 2003 ; Srisadono,
2008). Terdapat pula katekin dan tannin yang termasuk senyawa polifenol
(Damayanti, 2005). Selain itu, daun sirih juga mengandung enzim diastase dan
gula.
3.7 Seledri
(Apium
graveolens Linn.)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub-divisi
: Angiospermae
Kelas
: Magnolisia
Sub-kelas
: Rosidace
Ordo
: Apiacedes
Famili
: Apiaceae
Genus
: Apium
Spesies
: Apium graveolens
Nama
Binomial : Apium graveolens Linn.
2.
Deskripsi Tanaman
Herba seledri
adalah herba Apium graveolens Linn. dari suku Apiaceae. Daun seledri
berupa daun tipis, rapuh, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-8 cm, lebar
2-5 cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang tangkai anak daun 1-3 cm.
Herba seledri berwarna hijau tua dengan bau dan rasa yang khas (Kemenkes RI,
2010).
Gambar 3.7 Seledri (Apium
graveolens Linn)
3.
Manfaat
Manfaat seledri yaitu untuk memperlancar
pencernaan, penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan, dan penurun tekanan
darah tinggi Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kandungan senyawa kimia
dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antihipertensi,,
antiketombe , antidepresan dan anti-inflamasi.
4.
Kandungan Kimia
Kandungan zat aktif dari herba seledri
yaitu flavo-glukosida (apiin dan apigenin), malt, zat pahit, vitamin, kolin,
dan lipase (Depkes RI, 1989). Senyawa fenol yang ada dalam seledri terdiri dari
flavonoid apiin, apigenin, dan isokuersitrin Senyawa lain yakni tannin,
selerin, bergapten, apiumosida, apiumetin, apigravrin, ostenol, isopimpinellin,
isoimperatorin, selereosida, dan 8- hidroksi metoksipsoralen. Minyak atsiri
terdiri dari limonen (60%), beta-selinen (10–15%), phthalida, apiol,
sesquiterpen alkohol (1-3%) seperti eusdemol, butyl ftalida dan sedanelida.
3.8 Jambu
Biji (Psidium guajava Linn)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava Linn
2.
Deskripsi Tanaman
Jambu biji adalah tumbuhan dengan batang
yang berkayu, mengelupas, bercabang, dan berwarna cokelat, kulit batang licin,.
Daun berwarna hijau dan tunggal, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata
berhadapan, petulangan daun menyirip berwarna hijau kekuningan. Bunganya
termasuk bunga tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak bunga
berbentuk corong. Pada mahkota bunga berbentuk bulat telur, benang sari pipih
berwarna putih atau putih kekuningan. Berbentuk bulat seperti telur dan bijinya
kecil-kecil, keras, dan dalam nya berwarna merah pada jambu biji merah.
Gambar 3.8 Jambu Biji (Psidium guajava Linn)
3.
Manfaat
Manfaat daun
jambu biji yaitu mengobati diare, mengobati maag, mengobati
luka, Mengobati luka, mengobati
ambeien, mengobati demam berdarah, dan lain-lain.
4.
Kandungan Kimia
Daun jambu biji merah mengandung
metabolit sekunder, terdiri dari tanin, polifenolat, flovanoid, menoterpenoid,
siskulterpen, alkaloid, kuinon dan saponin, minyak atsiri.
3.9 Singkong
(Manihot
utillisima)
1.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
divisio : Angiospermae
Classis
: Dicotilae
Ordo
: Euphorbiales
Familli
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Species
: Manihot utillisima
2.
Deskripsi Tanaman
Berdasarkan
kadar amilosanya, ubi kayu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ubi kayu gembur
(kadar amilosa lebih dari 20 %) yang ditandai secara fisik bila kulit ari yang
berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubi kayu
kenyal (kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna
coklat tidak terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit
dikupas.
Gambar
3.9 Singkong (Manihot
utillisima)
3.
Manfaat
Manfaat daun singkong yaitu menyembuhkan diare,
pengobatan penyakit rematik, Baik Untuk Pencernaan dan penambah darah,
membantu metabolisme tubuh dan Pembentukan dan Regenerasi Sel Tubuh
4.
Kandungan Kimia
Kandungan
kimia pada singkong yaitu flavonoid, triterpenoid, saponin, tannin, dan vitamin
C.
3.10 Kemangi
(Ocimum
sanctum L.)
1.
Klasifikasi Tanaman
Divisio
: Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Classis
: Dicotyledonae
Ordo
: Tubiflorae
Familia
: Lamiaceae
Genus
: Ocimum
Species
: Ocimum sanctum L.
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
2.
Deskripsi Tanaman
Ocimum sanctum L.
merupakan tanaman semak yang tumbuh semusim. Tingginya 30 cm sampai 150 cm.
Batangnya bercabang, beralur, berbulu, berkayu, berbentuk segi empat, dan
berwarna hijau. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur dengan ujung yang
runcing dan bagian pangkalnya tumpul dengan tepi yang bergerigi, pertulangannya
menyirip, yang panjangnya 14 mm sampai 16 mm, lebar 3 mm sampai 6 mm,tangkai
panjangnya kurang lebih 1 cm, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk
tandan, berbulu, daun pelindung berbentuk elips, bertangkai pendek, berwarna
hijau, mahkota berbentuk bulat telur, berwarna putih keunguan. Buah berbentuk
kotak dan berwarna coklat tua. Bijinya kecil, tiap buah terdiri dari 4 biji dan
berwarna hitam. Akar tanaman merupakan akar tunggang dan berwarna putih kotor.
Gambar 3.10 Kemangi (Ocimum sanctum L.)
3.
Manfaat
Daun dapat digunakan untuk mengobati
demam, batuk, salesma, encok, urat syaraf, air susu kurang lancer, sariawan,
panu, radang anak telinga, perut kotor, muntah-muntah dan mual, peluruh kentut
(flatulen), peluruh haid, setelah bersalin, borok, untuk memperbaiki
fungsi lambung.
4.
Kandungan Kimia
Tumbuhan kemangi mengandung minyak
atsiri seperti eugenol, sineol, methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor,
belerang, vitamin A dan vitamin C. Minyak atsiri mengandung campuran dari bahan
hayati termasuk didalamnya aldehide, alkohol, ester, keton, dan terpen. Biji
kemangi mengandung zat kimia yaitu saponin, flavonoid, dan polifenol. Daunnya
mengandung minyak atsiri (methylcavicol), saponin, flavonoid, dan tannin.
3.11. Pepaya (Carica papaya L)
1.
Klasifikasi Tanaman
Super divisi : spermatophyta
Divisi : magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Sub kelas : dilleniidae
Ordo : violales
Famili : caricaceae
Genus : carica
L.
Spesies : carica
papaya L
2. Deskripsi Tanaman
Akar tanaman ini berupa akar
tunggang, karena akar tembaga tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil memiliki bentuk bulat dan berwarna putih kekuningan. Akar-akar ini
tidak berasal dari calon akar yang asli atau sering juga disebut dengan akar
liar. Sedangkan untuk batangnya, berbentuk bulat dengan permukaan batang penuh
dengan bekas-bekas daun patahan dari tangkai daunnya. Batang ini tumbuh tegak
lurus, memiliki rongga-rongga dan sedikit bercabang. Tinggi batang bisa
mencapai antara 5 – 10 meter. Pada bagian daunnya, tanaman Pepaya memiliki daun tunggal dengan
ukuran yang cukup besar. Daun pada tanaman ini berjari, bergigi dan memiliki
tangkai daun yang panjang dan memiliki warna putih kekuningan. Helai daunnya
berbentuk seperti telapak tangan, jika dilipat jadi dua bagian akan terlihat
bentuk simetris dari daun Pepaya tersebut. Permukaan daun Pepaya bersifat
licin, mengkilat, dengan daging seperti perkamen.
3. Manfaat
Daun pepaya memiliki banyak khasiat
bermanfaat untuk tubuh manusia, seperti menyehatkan tulang, menguatkan sistem
imun, mencegah kanker, dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu daun
Pepaya juga bermanfaat untuk kecantikan karena dapat membantu melarutkan sel-sel
kulit mati sehingga membantu membuka pori-pori yang tersumbat, menghasilkan
pencegahan timbulnya jerawat.
4.
Kandungan
Kimia
Daun papaya mengandung beberapa senyawa yaitu : vitamin A, vitamin B,
vitamin C, vitamin D, vitamin E, kalsium, lemak, fosfor, hidrat arang, protein¸dan
air.
DAFTAR PUSTAKA
Oswald, T.T.1981. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bahratara Karya Aksara.
No comments:
Post a Comment