BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Sereh Wangi
2.1.1 Morfologi sereh wangi (Cymbopogon
winterianus Jowitt)
Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)merupakan
tanaman berupa rumput-rumputan tegak,
dan
mempunyai akar yang sangat
dalam dan kuat, batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman ini
dapat tumbuh hingga tinggi 1 sampai 1,5 meter.
Daunnya
merupakan
daun
tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah,
dengan
panjang
hingga 70-80
cm dan
lebar 2-5
cm (Segawa,
2007).
Tanaman sereh wangi(Cymbopogon
winterianus Jowitt)dapat hidup pada daerah yang udaranya panas maupun dingin, sampai ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Cara berkembang biaknya dengan anak atau akarnya yang bertunas. Tanaman ini
dapat dipanen setelah berumur 4-8 bulan.Panen biasanya dilakukan dengan cara memotong rumpun didekat tanah(Soebardjo, 2010).
Susunan bunga tanaman sereh wangibercabang, bertangkai, biasanya berwarna sama dan
umumnya berwarna putih. Sereh wangi jarang berbunga dan hanya
berbunga bila sudah
cukup matang yaitu pada umur
melebihi 8
bulan.
Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi 2
kelenjar lodikula, berfungsi untuk membuka bunga pada pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6, kepala putik sepasang
berbentuk buku dengan perpanjangan berbentuk jambul (Segawa, 2007).
7
Minyak sereh wangi yang sering juga disebut sebagai minyak sitronellal, merupakan
minyak hasil
ekstraksi dengan
metode
destilasi uap dari
daun dan batang tanaman Cymbopogon
winterianus
Jowitt. Tanaman ini merupakan
tanaman asli Indonesia dan dibudidayakan serta dapat tumbuh liar di pekarangan. Tanaman ini
memang berasal dari selatan India atau Srilanka, dan sekarang sudah banyak tumbuh di Asia, Amerika dan Afrika (Fatimah, 2012).
Cymbopogon winterianus
Jowitttermasuk
salah satu tanaman
yang merupakan tanaman
perkebunan
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.
511 tahun 2006. Tanaman ini
dari dulu dipercaya dapat dijadikan obat dan dapat
menjaga
kebugaran.
Ada dua jenis varietas dari sereh wangi ini yaitu varietas Lena batu dan verietas Mahapengiri (Fatimah, 2012).
Gambar 2.1 Tanaman sereh wangi (Cymbopogon
winterianusJowitt)
2.1.2 Klasifikasi tanaman
Klasifikasi tanaman sereh wangi adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta(Tumbuhan menghasilkan bunga) Sub Divisio : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan berkeping satu) Ordo : Poales
Suku : Poaceae
Marga : Cymbopogon
Jenis
: Cymbopogon winterianusJowitt ex Bor
2.1.3
Khasiat sereh wangi
Sereh wangi memiliki khasiat sebagai obat sinusitis atau gangguan pernafasan.Ekstrak minyak atsiri
dapat digunakan sebagai obat gosok. Batang umbi sereh dapat direbus dalam air hangat dan digunakan
sebagai wewangian
pada bak air mandi, manfaatnya untuk menyegarkan tubuh serta merelaksasikan
otot yang
tegang. Minyak yang
dihasilkan dari
ekstrak sereh wangidapat digunakan untukmengusir nyamuk
dan melindungi
dari gigitan nyamuk.
Serehwangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)sebagai tanaman obat
tradisional, akarnya berkhasiat sebagai peluruhair seni, peluruh keringat, peluruh dahak (obat batuk), obat kumur,dan penghangat
badan. Daunnya sebagai obat masuk
angin, penambahnafsu
makan,
pengobatan
pasca
melahirkan,
penurun panas dan peredakejang (Wibisono, 2011).
2.1.4 Kandungan kimia minyak atsiri sereh wangi
Minyak atsiri
dari sereh wangi didapatkan
dengan cara penyulingan dari
daun dan batang
sereh segar dengan metode
destilasi uap dengan
kandungan minyak atsirinya 0,5-1,2 %
(Ginting, 2004). Kandungan utama dari minyak atsiri
yaitu sitronellal, sitronellol, geraniol, dan
sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga dengan spesies tanamannya. Jenis
Cymbopogon winterianus Jowittmemiliki kandungan sitronellal dan
geraniol yang paling tinggi (Arswendiyumna, 2006).
Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi adalah golongan monoterpen, alkohol dan aldehida, sehingga minyak atisiri memiliki sifat
fisik dan kimiayang termasuk dalam kelas
alkohol.Geraniol merupakan pesenyawaan yang terdiri dari dua
molekul isopropen, sedangkan sitronellol merupakan hasil kondensasi dari sitronellal termasuk dalam grup aldehida. Dengan kandungan minyak
seperti ini maka daya
menguapnya
termasuk
dalam
golongan
cepat sampai sedang
(top
to middle note). Kandungan sitronellal
dansitral memiliki
potensi efek
biologis sebagai analgesik,yaitu memberikan efek
menenangkan dan pengurangan rasa sakit (De sousa and Damio, 2011).
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup
kompleks, namun komponen yang
paling penting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan
intensitas
bau, serta harga minyak sereh wangi. Biasanya
jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi. Menurut Suradikusumah (1989) kandungan minyak atsiribatang sereh wangi adalah 0,4% dengan komponen utama sitronellal
66-85%. Berdasarkan
penelitian pada daun tanaman sereh wangi,
ditemukan kandungan minyak atsiri sebesar 1% dengan
komponen utama sitronellal dan geraniol.Terdapat sebelas komponen dari minyak
sereh yang dapat diidentifikasi dengan analisis kromatografi gas dan spektrometri
massa. Komponen-komponen tersebut
adalah α-pinen, limonen, linalool,
sitronellal, sitronellol,
geraniol,
sitronelil
asetat, ß-kariofilen,
geranil
asetat, d-
kadinen dan elemol, dengan komponen utamanya adalah sitronellal(Budi, 1992).
CH3
CH3
|
OH
|
O
OH
|
Sitronellal
3
Geraniol
H3
Sitronellol
CH3
Gambar 2.2 Struktur Sitronellal, Geraniol,dan Sitronellol
Komponen-komponen lainyang penting adalah geranioldan sitronellolyang mudah diisolasi sebagai campuran yang
dikenal sebagai “rodinol” (Sastrohamidjojo,2004). Komposisi minyak sereh wangi terdiri dari
30-40
komponen, yang isinya alkohol,
hidrokarbon, ester, aldehid, keton, oksida, dan terpen (Guenther2006).
2.2 Minyak Atsiri
Minyak atsiri merupakan
minyak
yang bersifat mudah menguap
(volatil) pada suhu kamar, yang biasa disebut juga
minyak
eteris atau minyak
esensial karena memilikibau yang khas seperti bau tanamanya,yang terdiri dari
campuran yang mudah
menguap,
dengan komposisi dan titik didih
yang
berbeda-beda.
Minyak atsiri
mengandung campuran dari bahan-bahan hayati, diantaranya adalah aldehid, keton, alkohol,ester dan
terpen (Robinson, 1995). Setiap substansi yang dapat menguap memiliki titik didih
dan tekanan uap tertentu dan dalam hal ini
dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya
tekanan uap yang rendah
dimiliki oleh
persenyawaan yang memiliki titik didih tinggi (Guenther, 2006).Dalam keadaan
murni minyak atsiri tidak berwarna, akan tetapi penyimpanan dalam waktu yang lama dapat teroksidasi dan membentuk
resin sehingga
warnanya
akan menjadi
semakin gelap.
Upaya
yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya
perubahan warna pada
minyak
atsiri adalah
dengan
menyimpan
minyak
atsiri pada botol gelas berwarna gelap dan tertutup rapat serta diusahakan agar botol terisi penuh agar tidak
terjadi interaksi
langsung dengan oksigen. Penguapan
minyak
atsiri akan semakin banyak seiring dengan kenaikan suhu (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri juga merupakan
metabolit sekunder pada tumbuhan tingkat
tinggiyang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan
ruang
hidup. Walaupun
hewan
kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.Beberapa dari
jenis
minyak atsiri dapat digunakan sebagai aromaterapi dan sebagian digunakan sebagai bahan obat
herbal, diantaranya adalah sebagai obat antiseptik, analgetik, antibakteri dan sebagai obat antiradang (Heyne, 1987).
Secara kimia,
minyak
atsiri
bukan merupakan
senyawa tunggal tetapi tersusun
dari
berbagai macam komponen yang
tergolong dalam
kelompok terpenoid dan fenilpropanoid. Komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi.Penyusun utama dari hidrokarbon adalah persenyawaan terpen (Tyler, 1976).
Terpenoid merupakan senyawa hidrokarbon
tak jenuh, dan unit terkecil
yang terdapat didalam terpenoid disebut isopren (C5H8). Satuan isopren umumnya
tersusun dalam suatu urutan dari kepala ke ekor, yaitu ujung yang bercabang dari satu satuan isopren dihubungkan dengan ujung yang tidak bercabang dari satuan
isoprenyang lain. Berikut adalah kerangka dasar dari suatu isopren :
CH3
H2C
CH2
Kepala
Ekor
Gambar 2.3Kerangka Dasar Unit Isopren (C5)
Unit isoprene diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat
(MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:
O
H SCoA
SCoA
H
Reaksi O
Claisen
O
SCoA
HO2C
O OH
SCoA
EnzS
asetoastil-CoA
SEnz
O
b-hidroksi-b-metilglutaril CoA
asetil-CoA
O
HMG-CoA
reduktase
NADPH
1
HO2C
6
OH 5
3
2 4
NADPH
OH
OH HO2C
O
HO2C
OH OH
SCoA
H
asam mevalonat
(MVA)
asam mevaldik
asam mevaldik tiohemiasetal
2 x ATP
O
HO P
O
OH OH
H
O ADP
5
ATP
-CO2 H 3 1
2
O OPP
4
H R
H5
OPP
OPP
isopentenil PP (IPP)
dimetilalil PP (DMAPP)
OPP
H -H
dimetilalil PP (DMAPP)
isopren
DMAPP
CH2OPP
CH2OPP
IPP
PPO
Geranil Piroposfat
Gambar 2.4 Biosintesis Senyawa Terpenoid (Geissman,1969)
Dua asetil CoA bereaksi menjadi asetoasetil CoA, kemudian bereaksi lagi dengan asetil CoA sehingga menghasilkan β-hidroksi-β-metilglutaril CoA, Kemudian direduksi oleh enzim β-hidroksi-β-metilglutaril CoA dengan bantuan
NADPH menjadi asam mevaldik tiohemiasetal. Terjadi pemutusan asetil CoA dan
|
reaksi
oksidasi sehinggaasam mevaldik tiohemiasetal menjadi asam mevaldik dan direduksi oleh NADPH menjadi asam
mevalonat. Asam mevalonat menjadi isopentenil pirofosfat (IPP) karena terjadi reaksi dengan adenine triposfat (ATP) dan pemutusan CO2. Adanya enzim
isomerase dapat
merubah
IPP
menjadi dimetilalil
pirofospat
(DMAPP) dengan
reaksi yang berlangsung secara bolak- balik. DMAPP dapat menjadi isoprene dengan pelepasan gugus OPP
namun jika DMAPP bereaksi dengan IPP akan membentuk geranil piroposfat.
000251701248251700224251699200251698176Secarakimia
senyawa terpen dari minyak atsiri dibagi menjadi dua
golongan, yaitumonoterpen dan seskuiterpen. Monoterpen terbentuk dari
dua satuan isopren yang membentuk 10 karbon. Monoterpen merupakan komponen utama dari banyak minyak atsiri yang berperan dalam menimbulkan
bau, rasa dan wewangian. Ciri khas monoterpen berupa cairan tidak berwarna, tidak larut dalam air, dapat disuling uap dan berbau harum. Berdasarkan struktur kimianya, monoterpen dapat
dibagi menjadi tiga golongan yaitu, asiklik, monosiklik, dan
bisiklik. Berikut adalah contoh gambar stuktur senyawa golongan monoterpen (Robinson, 1995).
Limonen α-Pinen Linalool
Gambar 2.5Contoh Struktur Senyawa Golongan Monoterpen
Golongan terpen minyak atsiri yang kedua adalah seskuiterpen yang berasal dari tiga satuan isopren (15
atom karbon). Monoterpen dan seskuiterpen terdapat
sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap dan beperan penting dalam
memberi aroma pada buah dan
bunga. Seskuiterpen dipilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya, yang umum adalah asiklik, monosiklik dan
bisiklik.Seskuiterpen memiliki titik
didih diatas
200oC.Contoh golongan senyawa
seskuiterpen
yaitu
farnesol (asiklik), bisabolena (monosiklik), dan karatol (bisiklik) dengan struktur
sebagai berikut :
OH CH2OH
Farnesol Bisabolen Karatol
Gambar 2.6Contoh Struktur Senyawa Golongan Seskuiterpen
Berdasarkan fungsinya, minyak atsiri (monoterpen dan seskuiterpen) banyak digunakan sebagai pewangi, misalnya pada
industri parfum dan untuk penyedap masakan. Beberapa jenis
minyak atsiri
dapat digunakan sebagai antiseptik internal atau eksternal, bahan analgesik, anti zimatik, sedatif, stimulan, untuk obat sakit perut, dan juga obat cacing. Bagi tanamannya sendiri, minyak atsiri digunakan sebagai penolak serangga,
sehingga mencegah
rusaknya bunga dan daun.
Pada beberapa
tumbuhan,
minyak atsiri
berfungsi
sebagai
penarik
serangga yang membantu dalam penyerbukan pada bunga.
2.3 Teknik Isolasi Minyak Atsiri dengan Metode Destilasi Uap
Minyak atsiri umumnya diperoleh dengan cara destilasi uap dari bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri. Destilasi uap merupakan metode yanglebih efisien dalam memperoleh minyak yang
memiliki titik didih
yang tinggi dan bahan yang keras seperti batang dan kulit batang.Destilasiuap adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan menguap atau volatilitas bahan.Komponen yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu(Sastrohamidjojo, 2004).
Prinsip dasar destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing
senyawa
campurannya. Selain itu
distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air. Aplikasi dari
distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak essensial dari sereh wangi.Salahsatu keuntungan isolasi minyak atsiri dengan menggunakan
destilasi uapdiantaranya penetrasi uap ke dalam sel-sel tanaman cukup baik dan membagi uaplebih merata ke seluruh bagian ketel. Selama proses destilasi berlangsung, uap airmasuk
menembus jaringan material dan melarutkan minyak yang ada didalam sel. Uap air menembus dengan cara osmosis yang mengakibatkanpembengkakan membran dan akhirnya minyak
sampai pada permukaan.
Minyak
langsung
diuapkan
bersama-sama dengan
uap air. Proses
iniberlangsung
terus menerus
sampai akhirnya semua minyak yang ada di dalam sel keluar (Sudjadi, 1992).
2.4
Aktivitas Antibakteri
Bakteri adalah suatu gabungan prokariot yang secara umum memiliki ukuran
sel 0,5-1,0
µ m
dan terdiri dari
tiga bentuk dasar, yaitu bulat
(kokus),
batang
(basilus), dan spiral. Bakteri
berdasarkan komposisi dinding sel
serta
sifat
pewarnaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif.
Selain perbedaan
dalam sifat pewarnaan, bakteri gram positif dan gram negatif juga
berbeda dalam
sensitivitas
terhadap kerusakan mekanis atau fisis, terhadap enzim, desinfektan, dan antibiotik (Michael, 1986).
Zat antibakterimerupakan zat yang mempunyai kemampuan membunuh bakteri, terdiri
dari bahan kimia yang dibuat
secara sintesis.
Efek antibakteri
terdiri dari zat bakterisida dan zat bakteriostatik. Zat bakterisida adalah zat pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman, sedangkan zat
bakteriostatik adalah zat pada dosis biasa yang dapat menghentikan pertumbuhan dan pembiakkan bakteri (Michael, 1986).
Senyawa antibakteri dapat
menghambat pertumbuhan mikroba melalui inaktivitasi atau mengganggu satu atau lebih target
subseluler seperti merusak dinding sel, mengganggu
permeabilitas membran sel atau membran sitoplasma yang terdiri dari fosfolipid
dan protein. Fosfolipid membentuk fase dua lapisan non polar kontinu (lipid bilayer). Nutrien,
dan
ion yang diperlukan sel harus melewati membran sel yang bersifat permeabilitas selektif. Molekul-molekul dan ion yang akan disekresikan harus melewati membran sel
tersebut, membran sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya respirasi, karena
enzim-enzim yang terlibat dalam proses respirasi terdapat di
dalam membran sel tersebut,serta menghambat sinstesis protein dan sintesis asam nukleat (Fardiaz, 1989).
Dinding sel bakteri dilindungi oleh dinding
sel yang terdiri dari peptidoglikan, ruang periplasma yang merupakan tempat untuk ekstraseluler dan membran sitoplasma yang terlibat dalam proses respirasi. Peptidoglikan tersusun dari
n-asetilglukosamin
dan n-asetil muramat yang saling
berikatan
satu sama
lainnya, serta asam-asam
amino
l-alanin,
d-alanin, asam amino
dipimelat,
d- glutamat yang berikatan dengan n-asetil muramat (Fardiaz, 1989).
2.4.1 Ciri-ciri bakteri gram positif dan gram negatif
Perbedaan dasar antara bakteri
gram positif dan gram
negatif adalah pada komponen dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang
tebal sedangkan bakteri gram negatif lapisan peptidoglikannya
tipis. Perbedaan-perbedaan relatif antara kedua bakteri tersebut ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Perbedaan Ciri-ciri Dinding Sel Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
No.
Ciri Gram Positif Gram Negatif
1 Struktur dinding sel
- Tebal (15-80 nm)
- Berlapis tunggal
- Tipis (10-15 nm)
- Berlapis tiga (multi)
(mono)
- Kandungan lipid rendah (1-4%)
- Peptidoglikan ada
sebagai lapisan
- Kandungan lipid tinggi (11-22%)
- Peptidoglikan ada
2 Komposisi dinding sel
tunggal, komponen
utama merupakan lebih dari 50% berat kering pada beberapa sel
dalam lapisan kaku
sebelah dalam jumlah yang sedikit, merupakan 10% berat
bakteri kering
|
Ketahanan terhadap
penisilin - Lebih rentan - Kurang rentan
Pertumbuhan
dihambat oleh zat –
4 zat warna dasar,
- Pertumbuhan dihambat
dengan nyata
- Pertumbuhan tidak begitu dihambat
misalnya ungu kristal
5 Persyaratan nutrisi - Relatif murni pada
- Relatif sederhana
banyak spesies
|
gangguan fisik - Leibh resisten - Kurang resisten
Sumber : Pelczar and Chan, 1988
2.4.2 Bakteri Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positif, berbentuk bulat dengan diameter
0,5-1,5 µ m. Bakteri ini cepat tumbuh pada suhu 37oC, tetapi pada suhu kamar akan membentuk
pigmen. Staphylococcus aureusmengandung
antigen polisakarida dan protein yang memungkinkan penggolongan strain dalam batas tertentu (Michael, 1986).
Bakteri Staphylococcus aureusdapat menimbulkan penyakit dengan membentuk zat
ekstra seluler yang cukup banyak, diantaranya adalah eksotoksin,
leukosidin, endotoksin, dan
koagulase. Efek ekstra seluler yang
bergabung dengan toksin, bersifat
invasif dalam skala
besar, yang merupakan
jenis patogen
yang cenderung menghasilkan koagulasi dan pigmen kuning yang bersifat hemofilik. Bakteri Staphylococcus aureusdapat menyebabkan penyakit seperti infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka. Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut (Michael, 1986).
Divisi
: Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales
Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus
Jenis : Staphylococcus aureus
2.4.3 Bakteri Eschericia coli
Eschericia colimerupakan bakteri gram negatif yang bersifat aerob atau fakultatif anaerob.Bakteri ini berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,4-0,7 µ m, tidak berspora dan biasanya membentuk koloni, berwarna merah keruh, halus dan mempunyai kilatan logam (Michael, 1986).
Bakteri Eschericia coli sering ditemukan dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini bisa tumbuh pada pembenihan biasa dengan suhu optimum pertumbuhannya adalah 37oC,dapat bertahan
berbulan-bulan pada tanah
dan
dalam air,
serta dapat
dimatikan pada
suhu 60oC
selama
20
menit,jika diberi
klorin dalam kadar 0,5 sampai 1 ppm (Michael, 1986).
Bakteri Eschericia
colipeka terhadap streptomisin, tetrasiklin,
kloramfenikol,
atau jenis
antibiotik yang lain. Bakteri jenis ini dapat
mengakibatkan pengeluaran cairan dan elektrolit pada rongga usus dan dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, infeksi saluran kemih, pneumonia,
meningitis pada
bayi yang baru lahir dan infeksi
luka terutama pada bagian
abdomen.
Klasifikasi bakteri Eschericia coli adalah sebagai berikut : Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku
: Enterobacteraceae
Marga : Eschericia
Jenis : Eschericia coli
2.5 Kromatografi
Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM atau GC-MS)
Kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM) merupakan gabungan dari kromatografi gas yang
menghasilkan pemisahan dari komponen-komponen dalam campuran dan spektrometer massa yang merupakan alat untuk mengetahui komponen senyawa dari setiap puncak kromatogram. Pada metode ini komponen- komponen dalam sampel dipisahkan oleh kromatografi gas dan hasil pemisahan
dianalisis oleh spektroskopi massa. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi
sampel campuran dari beberapa komponen. Puncak-puncak kromatogram
memberikan informasi jumlah komponen yang ada dalam sampel dan spektra dari spektroskopi massa memberikan kunci penting dalam proses identifikasi senyawa (Sastrohamidjojo, 1991).
Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul
organik ditembak
dengan berkas elektron dan diubah
menjadi
ion-ion bermuatan
positif
bertenaga tinggi (ion-ion molekuler). Pada
dasarnya spektroskopi massa adalah penguraian senyawa organik dan perekaman pola fragmentasi menurut massanya(Cresswell et al., 1982).
Prinsip dari KG-SM adalah menguapkan senyawa organik dan mengionkan
uapnya. Molekul-molekul
organik ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif (ion molekul) yang dapat dipecah menjadi ion- ion yang lebih kecil. Molekul organik mengalami proses pelepasan satu elektron menghasilkan ion radikal yang mengandung satu elektron tidak berpasangan. Ion- ion radikal ini akan dipisahkan dalam medan magnet dan akan menimbulkan arus ion pada kolektor (Sastrohamidjojo, 1991).
No comments:
Post a Comment