MY BLOG

head

head 2

ALL ABOUT ME

My photo
BANDUNG, JAWA BARAT, Indonesia
LENGKAPNYA DIONISIUS KRIS DE YANTO AKA RANGGA (A.K.A CRISS DHYON RANGGA) PERUBAHAN NAMA INI MENCERMINKAN PERUBAHAN HIDUPKU YANG DULUNYA TIDAK TAHU APA-APA DAN SEKARANG MENJADI SESEORANG YANG CEPAT TANGGA[P AKAN SESUATU YANG BARU

13agustus

13agustus3

Saturday, August 18, 2018

HPLC ( High Performance Liquid Chromatography)














         Posisi pada saat memuat sampel                                       Posisi pada saat menyuntik sampel

  1. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10 -100 μl/menit). 
  2. Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
  3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis. 




  1. Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.
  2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil. 
  3. Stabil dalam pengopersiannya.
  4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita. 
  5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier).
  6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.


Prinsip kromatografi adsorpsitelah diketahui sebagaimana dalam kromatografi kolom dan kromatografi lapistipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan fase normal denganmenggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun demikian sekitar 90% kromatografiini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada silika dan alumina terdapat gugushidroksi yang akan berinteraksi dengan solut. Gugus silanol pada silikamempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat terikat secara kuatsehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor. 

2. Kromatografi fase terikat 

Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau dengan fenil. Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik. 

Sebagai fase gerak adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air ataudengan larutan bufer. Untuk solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah,peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase gerak tidak diatur maka solutakan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya spesies yang terionisasiini menyebabkan ikatannya dengan fase diam menjadi lebih lemah dibanding jikasolut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies yangmengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat. 

3. Kromatografi penukar ion 

KCKTpenukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengansuatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipundemikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. 

Kebanyakanpemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifationisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkoholdan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air,retensi puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik sertaoleh pH fase gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensisolut. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing denganion fase gerak untuk gugus penukar ion pada resin.

4. Kromatografi Pasangan ion. 

Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampelionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion.Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan. 

5. Kromatografi Eksklusi Ukuran. 

Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografipermiasi gel dan dapat digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senyawadengan berat molekul > 2000 dalton. Fase diam yang digunakan dapat berupasilika atau polimer yang bersifat porus sehingga solut dapat melewati porus(lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat fase diam. Molekul solut yangmempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi terlebih dahulu, kemudianmolekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul yang jauh lebihkecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak melewati porus, akantetapi lewat diantara partikel fase diam. Dengan demikian, dalam pemisahandengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi kimia antara solut dan fasediam seperti tipe kromatografi yang lain. 

6. Kromatografi Afinitas. 

Dalam kasusini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangatspesifik. Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerapsampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentupada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen danantibodi). Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein(enzim) dari campuran yang sangat kompleks. 

DERIVATISASI PADA HPLC 

Derivatisasimelibatkan suatu reaksi kimia antara suatu analit dengan suatu reagen untukmengubah sifat fisika-kimia suatu analit. 

Tujuan utama penggunaan derivatisasi pada HPLC adalah untuk:
  1. Meningkatkan deteksi;
  2. Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan puncak kromatografi yang lebih baik;
  3. Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik;
  4. Menstabilkananalit yang sensitif. 
Detektor yang paling banyak digunakan dalam HPLCadalah detektor UV-Vis sehingga banyak metode yang dikembangkan untuk memasangatau menambahkan gugus kromofor yang akan menyerap cahaya pada panjanggelombang tertentu. Di samping itu, juga dikembangkan suatu metode untukmenghasilkan fluorofor (senyawa yang mampu berfluoresensi) sehingga dapatdideteksi dengan fluorometri. 




 

No comments: